Senin, 05 Oktober 2009

Kamar Sunyi


[Kamar Sunyi]


Kamar sunyi tertanggal 9 Agustus 2006 untuk kekasih tersayangku, makhluk pujaanku yang mengalir diseluruh urat nadiku dan bersemayam dihembusan nafasku.


Setelah sekian lama kini kamar sunyi kembali menghampiri. Kamar sunyi lagi-lagi tercipta akibat sepi. Namun, kali ini tak hanya sepi, hening mencekam ikut-ikutan unjuk gigi. Mereka membawakan hawa sepi yang enggan untuk pergi.


Kamar sunyi kini semakin sunyi. Keheningan tercipta akibat sepi dan dingin yang menjerit. Mereka meneriaki bulu kudukku yang harus terasing menyisakan kesendirian tanpa ampun. Bertempat disuatu sudut didalam mataku yang menyisakan kehampaan mencekam, kamar sunyi terlahir dari arwah-arwah tak bertuan.


Kamar sunyi terlahir akibat sunyi. Detak jarum jam diharamkan bersuara supaya Ia tidak dapat mengganggu keheningan kamar sunyi yang bermartabat. Kamar sunyi membuat aku berhalusinasi sehingga sekejap saja bisa langsung tercipta apa yang melintas diantara pikiran mayaku. Ketika kutipan kata-kata jadi kedok belaka, kamar sunyi semakin sunyi.


Kamar sunyi yang berada dalam kepalsuan bayang-bayang buram dan pudar serta datar menyisakan jejak-jejak tak bertuan. Kenangan kamar sunyi menggungkapkan sebuah perjanjian suci.


Semua yang tersisa hanyalah kehampaan.

“Bagi siapa saja yang memiliki gambar cinta?"

“Siapa saja yang mempunyai kanvas rindu?”

“Siapa saja yang menyeret kaki melangkah ke sana?”


Maka segerakanlan tempelkan ke liang tenggorokanmu supaya cinta tak dilumat oleh kamar sunyi. Jangan lupa juga kunci segera kamarmu dengan kunci ganda supaya kamar sunyi tak mampir menjamu. Ketika semua waktu dan hari menjadi sunyi, kamar sunyi mulai merajai seisi ruang dimensi. Kamar sunyi datang menghadirkan kekuatan yang bisa membuat setiap raga takluk dan tunduk pasrah.


Lagu kamar sunyiku dimainkan. Iramanya mengundang angin-angin lugu untuk datang karena diundang oleh untaian asa kalbu. Aku ingin membuang segala tegar yang menggebu, karena cinta itu ada dikamar sunyi. Saat semua lagu berubah jadi sendu.


Kamar sunyi tetaplah sunyi. Aku mainkan gitar namun tetap sepi. Aku bereriak kata namun lantas sunyi. Aku pecahkan gelas dan kupukul genderang, lantas tetap saja sepi dan sunyi. Kamar sunyi menelan semua suara dan bahasa yang mengganggu kekhusyukannya.


Kamar sunyi tercipta akibat sepi. Disaat hujan rintik yang mendesau membuat aku seolah-olah mengigau. Hawa sepi yang terbayang membuat nafas ini semakin sulit dihirup, tangan ini sulit digerakkan dan nada detak jantungku mulai sulit untuk dikendalikan. Seketika itu pula dada ini ikut tertindih oleh hawa sepi yang mencekam.


Kamar sunyi tetaplah sunyi. Ketika ada seseorang yang sendiri tak mengerti hilir mudik untuk menepi Ia mengigatkan kepada semua raga yang ingin mati untuk menikmati kamar sunyi. Seseorang yang sendiri mengajak Aku untuk diam didalam kamar sunyi gelap. Lantas Aku mengikuti apa saja yang dikatakannya tanpa berfikir tentang akibat yang bisa ditimbulkan oleh kamar sunyi.


Kamar sunyi berada didalam semua hal yang terburuk memaksaku terdiam tak berucap, tak berfikir dan tak bergerak. Kamar yang membuatku tersipu dingin memaksa diri ini untuk tetap berada diantara dinding yang mengkerangkengku. Dinding - dinding yang mengamati dan pintu yang mencoba halangi serta jendela - jendela yang berlaku seperti jeruji kokoh seolah ingin menunjukkan bahwa kamar sunyi sangatlah merajai.


Aku terkekang di malam ini, suaraku parau menyeruak setiap jengkal dinding yang membentang. Bila aku bersuara sedikit saja, suaraku akan segera ditelan oleh kisi-kisi kamar yang kerap menagih suara untuk dijadikan santapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

....aku menorehkan secarik bait pusisi dibalik sela-sela awan yang menangis....